Kamis, 21 Maret 2013

SIAPAKAH ORANG YANG BERHASIL MENURUT AL-QUR'AN?


Siapakah Orang Yang Berhasil Menurut Al Quran?


Ayat-ayat yang diturunkan kepada manusia sebagai tanda-tanda dan petunjuk baginya sering kali tidak diperhatikan dan dianggap dusta belaka. Anehnya, justru di antara mereka yang berbuat seperti itu adalah orang-orang yang tahu bahwa perbuatan itu salah dan Allah menjadi saksi atas apa yang mereka lakukan akan memperhitungkannya di akherat nanti.  Sedemikian besar dosa orang-orang yang mendustakan petunjuk dan ayat-ayat Allah ini sehingga Ia mengancam mereka akan siksaan neraka yang sangat menyakitkan.  Mereka merugi  dan amal saleh mereka terhapus.
Dengan melihat perintah dan larangan itu, yang dituangkan dalam bentuk perintah  langsung, sindiran, janji-janji, ancaman dan sebagainya, dapat disimpulkan siapakah orang-orang yang berhasil dan yang tidak dalam kehidupannya di dunia ini.

Orang Yang Berhasil

orang yang berhasil Siapakah Orang Yang Berhasil Menurut Al Quran?

Orang yang berhasil adalah yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan, sedangkan mereka yang gagal adalah mereka yang meninggalkan  apa yang diperintahkan dan melakukan apa yang dilarang. Kutipan berikut ini akan memperjelas hal itu :
“Alif laam miin. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. al-Baqarah : 1-5)
Jelas disebutkan disini bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah, beribadah kepadaNya, berbuat baik kepada sesama, percaya kepada al-Qur’andan yakin akan adanya hari akhir adalah orang-orang yang berhasil.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman., (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,. Dan orang-orang yang menunaikan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa.. Barangsiapa mencari yang di balik itu[995] Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. al-Mukminun : 1-11)
Beriman kepada Allah, menjalankan shalat, berpaling dari hal-hal yang tidak berguna, memberi zakat, menjaga hubungan seksual, menjaga amanat dan janji, merupakan sifat-sifat orang yang berhasil dalam kehidupannya. Orang-orang dengan sifat-sifat seperti ini akan mendapatkan balasan sorga.
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),  (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina …………………………………….
(Q.S. al-Furqan : 63-68)
Selanjutnya orang yang berhasil adalah orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta. Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga) Karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya, Mereka kekal di dalamnya. syurga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.” (Q.S. al-Furqan : 72-76)
Hamba-hamba Tuhan yang akan masuk sorga adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat baik sebagai berikut : (1) berjalan diatas bumi dengan rendah hati, (2) tidak melayani ketidaksopanan orang-orang bodoh, (3) melakukan shalat di waktu malam, (4)  berdoa agar dijauhkan dari neraka (5) bersedekah dengan menafkahkan harta dengan tidak terlalu boros dan tidak terlalu kikir, (6) tidak menyekutukan Allah, (7) tidak membunuh tanpa alasan yang sah (8) tidak berzina (9) tidak melakukan persaksian palsu (10) tidak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat (11) memperhatikan ayat-ayat Allah, (12) berdoa agar istri dan anak-anak mereka menjadi penyejuk hati dan menjadi pemimpin orang yang bertakwa.

Manusia Celaka

Berikut adalah gambaran orang-orang yang tidak selamat:
“Katakanlah: “Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?. yaitu orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang Telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.” (Q.S. al-Kahfi : 103-106)
Orang-orang yang paling merugi perbuatannya adalah orang-orang yang sia-sia usahanya di dunia tetapi mengira bahwa dirinya berbuat kebaikan (mengira dirinya orang yang berhasil ). Mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan-Nya. Dengan demikian, sudah barang tentu semua perbuatan dan usaha mereka direncanakan dan dilakukan untuk keuntungan di dunia semata-mata. Pertimbangan untuk kepentingan jangka pendek ini menyebabkan perbuatan mereka tidak mempunyai arti di akherat, walaupun barangkali menurut ukuran duniawi akan memberikan keuntungan terbaik. Dengan ukuran duniawi itulah perbuatan mereka dianggap benar. Akan tetapi Allah melihat perbuatan-perbuatan itu, baik buruknya, dalam hubungannya dengan perhitungan dan pembalasan di akherat. Maka orang-orang ini tidak mendapat nilai sama sekali dan di hari perhitungan nanti Allah tidak lagi mengadakan penimbangan atas amal-amal mereka karena sudah jelas bahwa amal-amal itu tidak berbobot.
“Allah berfirman :” lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala. Yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu. Yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah Maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat “. (Q.S. Qaff : 24-26)
Perintah ini diberikan kepada kedua malaikat, pengiring dan penyaksi, yang menyertai setiap diri di akherat nanti. Dengan jelas terlihat di sini sifat-sifat orang-orang yang dilemparkan ke neraka jahanam: sangat kufur, ingkar , keras kepala, banyak menghalangi orang melakukan kebajikan, melangar aturan, ragu-ragu akan kebenaran ayat-ayat Allah dan menyembah selain Allah.
“Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih. Dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan. Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa besar. Dan mereka selalu mengatakan: “Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah Sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali? Apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (juga)?” Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal. Kemudian Sesungguhnya kamu Hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari pembalasan”. (Q.S. al-Waqi’ah : 41-56)
Sifat-sifat lain yang dapat dilihat disini : hidup mewah, selalu mengerjakan dosa besar, tidak percaya pembangkitan, sesat di dunia akibat penolakan terhadap petunjuk-petunjuk Allah dan mendustakan ayat-ayat Allah. Sebahagian sifat-sifat ini disebut lagi di bawah ini dengan tambahan sifat-sifat lain.
“Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, Yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, Yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, Karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kam, ia berkata: “(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.” Kelak akan kami beri tanda dia di belalai(nya)” (Q.S. al-Qalam : 8-16)
Mendustakan ayat-ayat Allah, banyak bersumpah sehingga sumpahnya tidak lagi ada nilainya, banyak mencela, kesana kemari menyebar fitnah, banyak menghalangi orang lain melakukan kebaikan, melanggar aturan, banyak berbuat dosa, kaku-kasar dan banyak kejahatan – semua sifat ini menyebabkan orang yang memilikinya mendapatkan kehinaan di akherat nanti dan orang seperti ini akan diberi tanda di akherat nanti pada belalainya yaitu hidungnya sebagai sebutan kehinaan.
Munculnya perilaku seperti itu dikarenakan merasa kaya harta dan anak (merasa sudah menjadi orang yang berhasil ). Dan dengan melihat konteks sejarah pada saat ayat-ayat ini diturunkan di Makkah, dapat ditambahkan pada harta dan anak ini pangkat, kedudukan, kekuatan, kepandaian dan sebagainya yang memungkinkan seseorang merasa lebih atas orang lain dan berbuat sewenang-wenang tanpa merasa perlu untuk bertanggungjawab pada masa sekarang ini.

Pedoman Manusia Abad 21

Pedoman-pedoman diatas adalah pedoman mutlak bagi keberlangsungan hidup manusia, pedoman orang yang berhasil, berupa rambu-rambu yang dipatuhi bagi siapapun pengguna jalan menuju akherat. Apalagi di zaman teknologi di abad 21 ini dimana manusia semakin jauh dari kebahagiaan yang sebenarnya. Kegelisahan batin dan kekosongan jiwa serta tingkat stress  yang tinggi mewarnai kehidupan manusia abad 21. Jika dicari sebab datangnya penyakit itu maka tidak lain adalah mayoritas manusia abad 21 banyak melanggar rambu-rambu Allah SWT. Hakekatnya, Allah meletakkan rambu-rambu tersebut untuk kepentingan kebahagiaan manusia, maka ketika rambu tersebut dilanggar, dirusak, dihilangkan bahkan diganti, otomatis konsep kebahagiaan Tuhan yang abadi berganti dengan kegahagiaan semu ciptaan manusia. Ketidak seimbangan suplai antara kebutuhan jasmani dan rohani akibat pelanggaran rambu-rambu itu membuat kekacauan pandangan hidup yang berujung kebingungan dan nihilnya titik klimaks kerinduan spiritual kepada Tuhan dengan laku keberagamaan.
Menghindari keadaan seperti itu sudah selayaknya manusia abad 21 kembali kepada ajaran Tuhan yaitu al-Qur’an.  Dimulai dengan membacanya -yang saat ini mulai digalakkan kembali setelah beberapa waktu tidak mendapat porsi yang layak- kemudian memahami kandungan kitab suci tersebut setelah itu berupaya untuk mengaplikasikan kedalam perilaku sehari-hari. Alangkah bahagianya manusia yang mampu untuk bersikap dan berperilaku qurani pada zaman ini. Dialah orang yang berhasil yang mendapatkan keberhasilan yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar